Kamis, 20 Juni 2013

DOA

DOA DAN NASIHAT UNTUK SAHABAT

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran. (Al ‘Ashr: 1-3)

Sahabat, berikut adalah beberapa doa dan nasihat yang sering di ucapkan pada moment tertentu:

♥ Assalamu’alaikum

Artinya “Semoga diberikan keselamatan atasmu”
Diucapkan ketika bertemu dengan seorang sahabat atau memulai suatu pembicaraan
.
Dari Imran Ibn Hushain radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mengucapkan “Assalamu ‘alaikum”. Nabi menjawab salam itu, lalu orang itu duduk. Nabi berkata, “sepuluh (kebaikan)”. Kemudian datang orang lain dan mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”. Nabi menjawabnya, lalu orang itu duduk dan Nabi berkata, “Dua puluh (kebaikan)”. Kemudian datang orang lain lagi dan mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh”. Nabi membalas salamnya lalu dia duduk dan Nabi berkata, “Tiga puluh (kebaikan).” (HR. Abu Daud)


♥ Laa tahzan, innallaaha ma’anaa

Artinya jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.

Nasehat untuk sahabat muslim yang sedang bersedih hati, semoga Allah memberikan jalan keluar untuk masalahnya.

♥ Laa taghdhob fa lakal jannah

Artinya “janganlah marah, maka surga bagimu.

Nasehat untuk sahabat muslim yang sedang marah, semoga Allah menenangkan hatinya.

♥ Allaahumma shayyiban naafi’an

Artinya “ ya Allah, semoga hujan ini membawa manfaat”

Di ucapkan ketika turun hujan

♥ Syafakillah/syafakallah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba’dahu saqaman

Artinya “semoga Allah menyembuhkanmu secepatnya, dengan kesembuhan yang tiada sakit selepasnya”.

Diucapkan ketika mendengar atau menjenguk sahabat yang sedang sakit.

Syafakallah (ditujukan untuk lelaki)
Syafakillah (ditujukan untuk perempuan)

♥ Syukran

Artinya terima kasih

Di ucapkan ketika mendapat kebaikan dari sahabat.

Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi ditanya: Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terimakasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada kita?, Beliau menjawab: Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan, “Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu.” Dan pada Allah-lah terdapat kemenangan.

♥ Jazaakumullah Khairan Katsiran

Artinya Semoga allah membalas kalian dengan kebaikan yang banyak.

♥ Jazaakumullah Ahsanal Jaza

Artinya Semoga Allah membalas kalian dengan balasan yang terbaik.

Diucapkan ketika mendapatkan kebaikan dari sahabat atau orang lain sebagai ucapan terima kasih.

Ada beberapa ketentuan dalam mengucapkan jazakallah:
- Jazaakallahu khairan (engkau, lelaki)
- Jazaakillahu khairan (engkau, perempuan)
- Jazaakumullahu khairan (kamu sekalian)

Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi).

Ketika ada sahabat kita yang mengucapkan jazaakallahu khair biasanya di jawab dengan waiyyak (dan kepadamu juga)” atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga), dan bisa juga di jawab dengan ucapan yang serupa yaitu Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu) ini lebih utama.

♥ Barakallahu fiik

Artinya, Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu.

Diucapkan ketika sahabat sedang berbahagia.

Apabila ada seseorang yang telah mengucapkan do’a “Barakallahu fiikum atau Barakallahu fiika” kepada kita, maka kita menjawabnya: “Wafiika barakallah” (Semoga Allah juga melimpahkan berkah kepadamu) (lihat Ibnu Sunni hal. 138, no. 278, lihat Al-Waabilush Shayyib Ibnil Qayyim, hal. 304. Tahqiq Muhammad Uyun)

♥ Barakallah fii umrik

Artinya semoga Allah memberikan keberkahan atas umurmu.

Diucapkan kepada sahabat yang milad

♥ Barakallaahu laka wabaraka ‘alaika wa jama’a bainakumaa fii khair

Artinya: Mudah-mudahan Allah memberkahi untukmu, dan memberkahi atasmu, dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan

Doa yang di ucapkan kepada kedua mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan.

♥ Allahummaghfirlahu, warhamhu..

Artinya: “yaa Allah, ampunilah dia, dan kasihinilah/ rahmatilah dia..”

♥ Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, Artinya

Artinya: Sesungguhnya semua yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah

“Tidaklah seorang hamba tertimpa musibah lalu mengucapkan ‘Inna lillahi wa 

Rabu, 19 Juni 2013

advanced grammer

MEETING 14
MORE EXERCISES ON GRAMMAR
I. Give the correct form of the verbs in brackets.
Three weeks ago my parents and I (went) to Cirebon (to see) my grandfather who (had been) ill for a
week. After we (drive) for about three hours, we (saw) a car (caming) from the opposite direction
( hit ) a tree.
My father, (is) a doctor, (asked) me (stop) to (see) if they (needed) medical help. Miraculously,
although the car (had badly damaged), nobody (seriously injured). The three persons—a man, a
woman, and a girl—of the (wrecked) car (had been already be) out of the car when we (approached) them. My
mother (offered) them a drink but they (refused) (saying) that they (were fasting).
“We (accept) it if we (not fasting). We know we (need) it (to calm) us down,” the woman
(explain)ed and then (cried) softly.
The man (thanked) us for (stopping) and ( helping) them. He, then, (introduced) himself. He (said)
that his name (was) Budi Santoso. (Holding) the woman and (pointing) to the girl who (was standing) near him,
he (say), “This (is) my wife, and that (is) my daughter, Susi.”
A few minutes later, a police patrol car (came). Two policemen (got out) out of the car and
one of them (asked) us what (had happen). Mr. Santoso (explain) that he (ride) for seven hours, and
that he (must have fallen) a sleep when he (hit) the tree.
“How fast (have you drive) then?” The same policemen (asking) (taking) out a mall note book from
his pocket.

Minggu, 16 Juni 2013

presenet tense and present countinus tense

Simple Present Tense digunakan untuk menyatakan peristiwa atau kejadian, kegiatan, aktivitas dan sebagainya yang terjadi saat ini. Present Tense juga digunakan untuk menyatakan suatu fakta atau sesuatu yang dilakukan secara rutin. Rumusnya:
Possitive (Positif): S (I,you, we, they) + V1 + O/C
S (He, She, It) + V1 (s/es) + O/C
Negative (Negatif): S (I,you, we, they) + DO + NOT + V1 + O/C
S (He, She, It) + DOES + NOT + V1 + O/C
Interrogative (Tanya): DO + S (I,you, we, they) + V1 + O/C
DOES + S (He, She, It) + V1 + O/C
Contoh Kalimat Positif:
I ride bicycle
She rides bicycle
We ride bicycle

Anda perlu mengembangkannya sendiri dengan membuat contoh kalimat yang sesuai dengan yang anda alami sendiri sebanyak mungkin. Pasti Anda perlu kamus juga, karena belajar tenses lalu mentok dengan suatu kata yang sulit maka biasanya tidak jadi.
Cara Membaca Rumus:
S maksudnya Subject,

V1 maksudnya Verb1 atau kata kerja bentuk pertama.
O maksudnya Object
C maksudnya Complement
Kapan kita memakai tambahan (s) atau (es) dan kapan tidak?
Kalau Subjectnya He, She, It, Eko, Tyas atau Orang ketiga TUNGGAL maka pada kata kerjanya ditambah (s) atau (es).
Tidak sembarang tambah (s) atau (es) juga sih,
Di atas tadi ada istilah Orang Ketiga TUNGGAL , maksudnya begini: Orang ketiga adalah orang yang kita bicarakan. Sedangkan orang pertama ya yang bicara. Orang kedua adalah orang yang diajak bicara atau lawan bicara. Tunggal itu artinya satu. Jadi orang ketiga tunggal adalah orang yang kita bicarakan hanya satu saja. Misalnya kita berdua membicarakan teman kita yang bernama Aziz. Saya yang berbicara (orang pertama. Anda yang saya ajak berbicara (orang kedua), Aziz yang kita bicarakan (orang ketiga tunggal). Ngerti kan?
Hadi drinks a cup of coffee every morning.
Tidak boleh drinkes , mengapa? ya memang begitu!.
Kalo yang ini harus dengan es.
Siti washes her shoes every Saturday evening.

Kalimat Negatif Pada Present Tense

Bentuk Negatif maksudnya untuk menyatakan tidak. Maka sesuai rumus Present Tense, setelah SUBJECT ditambah DO atau DOES, baru NOT, lalu tambah kata kerja bentuk pertama tanpa (s) atau (es) lagi. (s) atau (es)-nya dimana? Sudah digantikan oleh does tadi.
I do not sweep the floor.
She does not sweep the floor.
Iman does not sweep the floor.
Coba perhatikan She does not sweep the floor.
sweep- nya tidak pake (s) lagi, karena sudah digantikanoleh does. Biasakan saja, Present Simple Tense ini nampaknya rumit tetapi kalau mau belajar dengan jeli dan berlatih menggunakannya akan terasa mudah koq. Perlu ketekunan!.
Baca berulang-ulang keterangan di atas hingga meresap benar. Buat kalimat buatan Anda sendiri dengan kata kerja yang berbeda. Buat lima, sepuluh, dua puluh atau terserah andalah. Semakin banyak semakin bagus. Yes, belajar bahasa Inggris tak boleh gampang menyerah, harus aktif.

Kalimat Tanya Pada Present Tense

Kalimat tanya untuk Present Tense sesuai dengan rumus di atas, atau saya tulis lagi supaya lebih mudah:
Interrogative (Tanya): DO + S (I,you, we, they) + V1 + O/C
DOES + S (He, She, It) + V1 + O/C
Ingat untuk Subject : I, YOU, WE, THEY gunakan DO.
Untuk Subject SHE, HE, IT, Eko, Tyas (nama seseorang) gunakan DOES. Contohnya begini:
Kalimat positifnya : I clean my bedroom
Kalimat tanya menjadi: DO I clean my bedroom?
Kalau yang bertanya orang lain kepada saya: Do you clean your bedroom?
Kalimat positif: She drinks coffe
Kalimat tanya: DOES She drink coffee?
Kalimat tanya seperti di atas disebut juga YES/NO Question. Karena jawabannya memang Yes atau No.
Pertanyaan Do you clean your bedroom?
Jawabnya; Yes I do. Atau bisa bisa dijawab dengan lengkap: Yes, I clean my
bedroom.
Ya, memang benar kalau Present Tense ini lebih rumit dibandingkan dengan Present Continuous Tense karena sekonyong-konyong kok menggunkan DO, sedangkan untuk orang ketiga tunggal pakai DOES segala, hehe.. Kalau dalam Present Continuous Tense kan tinggal menukar posisi antara Subject dengan ToBe-nya.
Kenapa perlu belajar rumus seperti ini? Yeaahh ..agar bahasa Inggris kita lebih terstruktur dan punya landasan kuat untuk belajar lebih lanjut nanti. Misalnya Anda perlu menulis untuk menulis surat lamaran kerja dalam bahasa Inggris, blog Anda dalam bahasa Inggris dan lain-lain.
Nah, kalau tadi kan Kalimat Tanya Present Tense yang jawabannya Yes atau No. Bagaimana dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban tidak menggunakan Yes atau NO?. Dalam membuat pertanyaannya sama dengan pertanyaan yang menggunakan jawaban Yes atau No hanya tinggal menambahkan When, Where, Why, Who, What, How dll di depannya. Contohnya begini:
Question : When Do you study English?
Answer : I study English every evening.
Question : What does Meilina do every Sunday?
Answer : She washes her shoes
Mudah kan? Jawabnya PASTI. Kalau Anda sering praktekkan dalam bahasa Inggris sehari-hari maka tentu saja akan terasa semakin lebih mudah. Silakan berlatih, berkarya menggunakan daya kreasi dan imajinasi dengan kalimat-kalimat Anda dalam Present Tense, Okay???.

Sabtu, 08 Juni 2013

Kisah tentang seorang Robi'ah Al Adawiyah

Tarekat (thoriqoh) adalah jalan. Dalam pengertian pendalaman keagamaan, tarekat adalah sebuah jalan yang ditempuh seseorang untuk bisa mencapai pemahaman yang memadai dan mendalam tentang hakikat Allah (ma’rifatullah). Tahapan untuk mencapai ma’rifatullah, seseorang memulai dengan mengamalkan syariat Islam (hukum-hukum fiqih). Ketika seseorang mampu memahami makna dan hikmah-hikmah yang terkandung di setiap ajaran-ajaran syariat yang diamalkannya, maka dia berada dalam fase hakekat (kesejatian). Nah, mulai dari titik sebagai muslim sejati (hakekat) inilah seseorang bisa melanjutkan perjalanan spiritualnya melalui jalan tarekat untuk mencapai ma’rifatullah. Jalan semacam ini dipilih oleh orang-orang yang menempuh hidup bersih dan suci (Sufi; asal katanya shofa : bersih). Alkisah, adalah seorang sufi bernama Hasan Bashri (642-737 M) yang bersahabat dengan Robiah Al Adawiyah (sufi perempuan). Hasan Bashri menunjukkan kemampuannya kepada Robiah atas izin Allah bisa berjalan di atas air menyeberangi sungai. Setibanya di seberang sungai, ia terperanjat mendapati Robiah yang sudah sampai terlebih dahulu. Ia bertanya bagaimana Robiah melakukannya. Robiah Al Adawiyah menjelaskan bahwa atas izin Allah dia bisa berjalan di atas angin. Bagaimana Rabiah bisa mendapatkan hal itu? Hasan Bashri penasaran. Robiah menjawab : Dengan cinta! Robiah Al Adawiyah adalah seorang sufi yang kontroversial. Dia pernah mengajukan pertanyaan kepada Hasan Bashri (dan tertuju kepada seluruh manusia) sebuah pertanyaan krusial : “Apakah engkau menyembah dan mengabdi kepada Allah karena mengharapkan Syurga dan takut neraka?”, lanjutnya : “ Jika Surga dan Neraka tak pernah ada apakah engkau masih mau mengabdi dan menyembah kepada-Nya?” (kisah ini kemudian digubah oleh Ahmad Dhani menjadi sebuah lagu dengan judul Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada). Bagi Robiah Al Adawiyah, mestinya kita menyembah dan mengabdi kepada Allah atas nama CINTA. Cinta adalah sebuah spirit yang mendorong seseorang untuk secara ikhlas dan tulus melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Spirit cinta menggerakkan seseorang dari dalam jiwanya dalam melakukan sesuatu kepada yang dicintainya tanpa syarat. Spirit cinta juga yang menggerakkan Robiah Al Adawiyah untuk total mengabdi kepada Allah. Begitu totalnya, hingga ia memutuskan untuk hidup selibat (tidak menikah) dan meninggalkan duniawi yang berpotensi mengganggu cintanya pada Allah. Dan selalu menjaga kesucian diri dari hal sekecil apapun. Dikisahkan, suatu ketika Robiah hendak memasak di dapur dan mendapati bahwa dia kehabisan bawang. Seketika datanglah seekor burung dan menjatuhkan bawang di atas periuk sayurnya. Dia bertanya pada burung, dari mana diperoleh bawang itu. Sang burung tidak bisa menjawab, dan Robiah mengurungkan diri menyantap masakan itu. Suatu malam, sambil duduk bersimpuh Robiah berguman “Ya Alloh, semua jerih payahku dan semua hasratku diantara kesenangan-kesenangan dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau. Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan akhirat, adalah berjumpa dengan-Mu. Kini berbuatlah seperti yang Engkau kehendaki”. Cinta Robiah teramat besar pada sang Pencipta, hingga doa yang dipanjatkan pun tidak mendikte Allah. Semua pengorbanan besar ini pernah ditanyakan oleh Hasan Bashri ketika berbincang di tepi sungai dan Robiah tengah menjahit pakaiannya yang sobek. Apa yang kau dapat dari Allah jika kau sendiri tidak menuntut apa-apa? Tanya Hasan Bashri. Robiah tercenung sesaat hingga tak terasa jarum jahitnya jatuh ke sungai. Tak berapa lama segerombolan ikan menyembul ke permukaan sambil membawakan sebuah jarum emas untuk Robiah, “Inilah yang kuperoleh dari-Nya“ katanya singkat kepada Hasan Bashri. Robiah Al Adawiyah, mengajarkan kepada kita tentang cinta yang mendalam kepada Allah. Hingga segala sembah dan ibadah yang dilakukan pun tak menuntut untuk dihargai sebagai surga. Pantaslah segala ungkapan rasanya ini dituliskan dalam sebuah sajak sebagai berikut : ”Tuhanku, kalau aku mengabdi kepada-Mu karena takut akan api neraka, masukkanlah aku ke dalam neraka itu, dan besarkanlah tubuhku dalam neraka itu, sehingga tidak ada tempat lagi di nerakat itu buat hamba-hamba Mu yang lain. Kalau aku menyembah-Mu karena berharap mendapatkan surga, berikanlah surga itu kepada hamba-hamba-Mu yang lain, sebab bagiku Engkau saja sudah cukup.” Demi agar ia kuat beribadah, Robiah senantiasa meletakkan kain kafan persiapan dirinya nanti di sebelahnya ketika ia sholat……. Ketika tiba saatnya Robiah harus meninggalkan dunia fana ini,Ia mengisyaratkan dengan tangannya agar orang-orang keluar. Orang-orang yang sebelumnya menunggui, kini satu demi satu membiarkan Robiah sendiri. Setelah itu, mereka mendengar suara dari dalam kamar Robiah. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. (Q.S 89: 27-28)”

Senin, 03 Juni 2013

orang baik itu istimewah

Kenapa sih harus kita yang mengalah? Kenapa sih harus kita yang bersabar? Kenapa sih kok harus kita yang bermanis muka kepada orang lain? Kenapa sih harus kita yang lebih giat bekerja sementara orang lain bermalas-malasan? Kenapa sih kok harus kita yang harus selalu berbuat baik, berbuat baik, dan berbuat baik lagi? Ya, memang kita yang harus mengalah, bersabar, bermanis muka, giat bekerja dan berbuat aneka kebaikan. Karena kita ingin menjadi orang baik yang sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Karena kita tak ingin hanya baik di angan-angan saja, tapi baik dalam kenyataannya baik dihadapan manusia maupun di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka orang yang baik ya harus beramal (berbuat) baik. Kalau beramal buruk berarti jadilah kita orang yang buruk atau jahat. Tentu kita inginnya jadi orang baik dan tak kepingin jadi orang jahat (Na'udzubillahi min dzalik). Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?" Nabi Saw menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Saw menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na'im) Saudaraku, kebaikan memang butuh perjuangan serta sering bertentangan dengan hawa nafsu dan keinginan kita. Berbuat baik memang harus mengalahkan sifat ananiyyah (ego) kita. Karena perbuatan baik itu juga balasannya sangat baik dan besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Meski demikian Allah tidak pernah memaksa kita kok untuk jadi orang baik. Bahkan soal keimanan sekalipun Allah memberi kebebasan buat kita memilih. Yang mau kafir-kafir lah! Yang mau beriman berimanlah dengan sebenar-benarnya. Yang mau jadi penjahat jadilah penjahat dan tunggulah pembalasan (azab) Nya. Dan yang ingin berbuat ikhsan (baik) berbuat ikhsan lah dengan jaminan bahwa perbuatan itu akan membuat kita meraih bahagia yang sejati lagi abadi. Menjadi orang baik di mata Allah memang tidak mudah, kita harus mulai dengan mengokohkan keimanan, mengendalikan hawa nafsu dan meneguhkan tekad untuk istiqomah di dalamnya. Meneguhkan keimanan agar kita tak pernah ragu bahwa apa yang kita lakukan akan membawa keuntungan besar yang tidak ada taranya dibanding kesusahan kita dalam melaksanakannya. Maka dengan keimanan inilah kita akan dapat mengendalikan hawa nafsu dan sekaligus bisa kuat untuk istiqomah di atas kebaikan tersebut. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani) Janganlah kamu menjadi orang yang "ikut-ikutan" dengan mengatakan "Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat zalim". Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, "Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya". (HR. Tirmidzi) Saudaraku tak akan sama emas dengan tembaga, jelas beda antara padi dengan ilalang. Meskiun kadang di mata manusia yang 'rabun' terlihat sama, namun sejatinya tetap tak akan luput dari pandangan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan kala kita merahasiakan kebaikan yang kita lakukan, kita akan mendapat nilai lebih di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak ada yang rugi dari perbuatan baik meski diketahui maupun tidak oleh manusia lain. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Saw berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi) Jadi, jangan lelah berbuat baik meski tidak ada orang yang melihat dan memujinya. Jangan lemah semangat meski kebaikan kita tak diakui bahkan mungkin dikhianati oleh manusia. Kita berbuat baik adalah karena kita ingin menjadi manusia istimewa di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita berbuat baik bukan untuk dipuji dan disanjung, tapi untuk meraih ridho dan rahmat-Nya. Agar Dia ridho dengan hidup dan mati kita, sehingga eridhoan itu mendatangkan rahmat yang termat sangat kita butuhkan untuk masuk dalam surga-Nya Allah Ta'ala. Adakah yang lebih penting dari keridho'an-Nya? Sang teladan agung kita, Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: Seorang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Allah Ta'ala. Karena itu bertindaklah yang lurus (baik dan benar). (HR. Muslim)